Selasa, 21 Februari 2012

Babad Tanah Brebes


Dok. google alun-alun kabupaten Brebes
   Babad Brebes tidak bisa dipisahkan dengan sejarah kerajaan-kerajaan zaman dahulu yang berdiri di tanah Jawa dan tanah Sunda, diantaranya kerajaan Galuh Kawali, kerajaan Tarumanegara, kerajaan Kalingga, kerajaan Pajajaran, kerajaan Mataram, kesultanan Demak, kesultanan Pajang l yang daerah kakuasaannya juga masuk wilayah Brebes. Babad Brebes juga tidak bisa dipisahkan dengan legenda-legenda dan mitos-mitos Ciung Wanara, kali Pemali dan lain-lainnya.
     Dalam Serat Kanda ada kisah bahwa setelah Kerajaan Majapahit didirikan, Raja Brawijaya (Raden Susuruh) menjemput permaisurinya yang masih ada di kerajaan Galuh, yang dibantu Arya Bangah yang sedang perang melawan Ciung Wanara. Saat perang berakhir Arya Bangah mengalami kekalahan , dan diusir sampai wilayah Tugu. Disini Pasukan kerajaan Majapahit yang siap membantu Arya Bangah, namun tetap terdesak sampai pinggir sungai Pemali. Tempat peperangan yang terletak di sekitar sungai Pemali inilah akhirnya dinamakan Brebes.
     Cerita sejarah Kerajaan-Kerajaan di wilayah Brebes pada umumnya dimulai dari Kerajaan Majapahit (abad XIII). Abad VI atau VII juga ada kerajaan Galuh Kawali yang wilayah kekuasaannya sampai daerah Kedu. Kerajaan ini tidak murni mempunyai peradaban Sunda sebab sebagian raja-rajanya berasal dari keturunan dari kerajaan Kalingga (Jawa Tengah). Apalagi ada dugaan yang menyebutkan kalau kerajaan ini adalah pindahan dari lereng gunung Slamet, yang berarti peradaban yang dianut juga bukan peradaban Sunda karena peradaban Sunda berasal dari kerajaan Tarumanegara yang dilanjutkan dengan kerajaan Sunda lalu kerajaan Pajajaran. Baca selengkapnya di http://id.wikipedia.org/wiki/Babad_Brebes


     Selain sejarah yang ada, kota Brebes memiliki khas tersendiri juga terutama bawang merah dan telurnya, sehingga menjadi brand kota ini.

Dok. google bawang merah
Brebes termasuk wilayah perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sehingga tata bahasa yang berkembang disini lebih cenderung "Ngapak" alias jawa ngoko. Brebes juga memiliki  luas wilayah pertanian yang cukup besar, terutama bawang merah. 




Dok. google telur asin
Bebekpun menjadi mayoritas utama bagi mereka yang beternak, hasil beternak bebek inilah yang kemudian menjadikan telur asin yang begitu terkenal namanya hingga pelosok tanah air. Jadi inilah tanah tempat tinggalku saat ini. Silahkan anda berkunjung ketempat ini. Walaupun panas, tetapi anda akan mendapatkan kesan-kesan tersendiri yang diperoleh di kota ini.

Sabtu, 18 Februari 2012

Sekilas Tentang Kami

      Paguyuban Perupa Muda Ngapak merupakan sebuah komunitas seni rupa, yang anggotanya terdiri dari para perupa yang berasal dari kota Brebes dan sekitarnya. Paguyuban ini didirikan bertujuan untuk menampung ruang aspirasi dan inspirasi perupa asal daerah untuk membangun kesenirupaan di kota Brebes. Dengan harapan mampu menggairahkan iklim seni rupa di daerah maupun ikut andil bagian meramaikan aktifitas seni rupa di Indonesia. Dari semangat ini kami berharap kota Brebes dapat memotivasi kembali dan mendukung terhadap seni rupa yang berkembang sekarang ini.


   Untuk pertama kalinya paguyuban ini berkeinginan untuk mengadakan pameran seni rupa dengan mengangkat tema "A(r)TMOSFER". Tema ini dimaksudkan untuk membangun suasana berkesenian terutama seni rupa dan mengenalkan eksistensi seni rupa di lapisan masyarakat terutama di kota Brebes. Sebagai generasi perupa muda, kami memiliki kesadaran untuk membangun kembali citra seni rupa dengan proses  berkesenian yang hakiki.


 Pameran Kali ini bertujuan sebagai media dalam mempresentasikan karya kami kepada publik dan penikmat seni rupa untuk dapat diapresiasi dari berbagai sudut pandang disamping itu juga, sebagai partisipasi kami dalam menggairahkan dan mewujudkan iklim seni rupa di Brebes dan sekitarnya dan berharap bisa menambah pembendaharaan kesenirupaan Indonesia